Surat An-Nas (Manusia) 6 Ayat • Surat ke 114 • Makkiyah
Surat An-Nas Ayat 1
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
Tafsir: (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb manusia) Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti'adzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka.
Surat An-Nas Ayat 2
مَلِكِ النَّاسِ
2. Raja manusia.
Tafsir: (Raja manusia.)
Surat An-Nas Ayat 3
إِلَٰهِ النَّاسِ
3. Sembahan manusia.
Tafsir: (Sesembahan manusia) kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau sifat, atau 'Athaf Bayan, kemudian Mudhaf Ilaih. Lafal An-Naas disebutkan di dalam kedua ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.
Surat An-Nas Ayat 4
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Tafsir: (Dari kejahatan bisikan) setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan (yang biasa bersembunyi) karena setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia ingat kepada Allah.
Surat An-Nas Ayat 5
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
Tafsir: (Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia) ke dalam kalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.
Surat An-Nas Ayat 6
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
6. dari (golongan) jin dan manusia.
Tafsir: (Dari jin dan manusia") lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya, "yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin." (Q.S. Al-An'am, 112) Atau lafal Minal Jinnati menjadi Bayan dari lafal Al-Waswaasil Khannaas, sedangkan lafal An-Naas di'athafkan kepada lafal Al-Waswaas. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam kalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu. --- Wallahu A'lam - Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.
0
komentar
Surat Al-Falaq (Waktu Subuh) 5 Ayat • Surat ke 113 • Makkiyah
Surat Al-Falaq Ayat 1
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
Tafsir: (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai falaq) atau waktu subuh.
Surat Al-Falaq Ayat 2
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
Tafsir: (Dari kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya) yaitu dari kejahatan makhluk hidup yang berakal dan yang tidak berakal; serta dari kejahatan benda mati seperti racun dan lain sebagainya.
Surat Al-Falaq Ayat 3
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Tafsir: (Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita) artinya dari kejahatan malam hari apabila telah gelap, dan dari kejahatan waktu purnama apabila telah terbenam.
Surat Al-Falaq Ayat 4
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
Tafsir: (Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus) yaitu tukang-tukang sihir wanita yang menghembuskan sihirnya (pada buhul-buhul) yang dibuat pada pintalan, kemudian pintalan yang berbuhul itu ditiup dengan memakai mantera-mantera tanpa ludah. Zamakhsyari mengatakan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh anak-anak perempuan Lubaid yang telah disebutkan di atas tadi.
Surat Al-Falaq Ayat 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".
Tafsir: (Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.
0
komentar
Surat Al-Ikhlas (Ikhlas) 4 Ayat • Surat ke 112 • Makkiyah
Surat Al-Ikhlas Ayat 1
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
1. Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Tafsir: (Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa.
Surat Al-Ikhlas Ayat 2
اللَّهُ الصَّمَدُ
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Tafsir: (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya.
Surat Al-Ikhlas Ayat 3
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Tafsir: (Dia tiada beranak) karena tiada yang menyamai-Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya.
Surat Al-Ikhlas Ayat 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Tafsir: (Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.
0
komentar
Surat Al-Lahab (Gejolak Api/ Sabut) 5 Ayat • Surat ke 111 • Makkiyah
Surat Al-Lahab Ayat 1
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tafsir: (Binasalah) atau merugilah (kedua tangan Abu Lahab) maksudnya diri Abu Lahab; di sini diungkapkan dengan memakai kata-kata kedua tangan sebagai ungkapan Majaz, karena sesungguhnya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan kedua tangannya; Jumlah kalimat ini mengandung makna doa (dan sesungguhnya dia binasa) artinya dia benar-benar merugi. Kalimat ayat ini adalah kalimat berita; perihalnya sama dengan perkataan mereka: Ahlakahullaahu Waqad Halaka, yang artinya: "Semoga Allah membinasakannya; dan sungguh dia benar-benar binasa." Ketika Nabi saw. menakut-nakutinya dengan azab, ia berkata, "Jika apa yang telah dikatakan oleh anak saudaraku itu benar, maka sesungguhnya aku akan menebus diriku dari azab itu dengan harta benda dan anak-anakku." Lalu turunlah ayat selanjutnya, yaitu:
Surat Al-Lahab Ayat 2
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Tafsir: (Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan) maksudnya apa yang telah diusahakannya itu, yakni anak-anaknya. Lafal Aghnaa di sini bermakna Yughnii, artinya tidak akan berfaedah kepadanya harta dan anak-anaknya.
Surat Al-Lahab Ayat 3
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Tafsir: (Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) yang besar nyalanya; kata-kata ini pun dijadikan pula sebagai julukan namanya, karena ia mempunyai muka yang berbinar-binar memancarkan sinar merah api.
Surat Al-Lahab Ayat 4
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Tafsir: (Dan begitu pula istrinya) lafal ini di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Yashlaa, hal ini diperbolehkan karena di antara keduanya terdapat pemisah, yaitu Maf'ul dan sifatnya; yang dimaksud adalah Umu Jamil (pembawa) dapat dibaca Hammalaatun dan Hammaalatan (kayu bakar) yaitu duri dan kayu Sa'dan yang banyak durinya, kemudian kayu dan duri itu ia taruh di tengah jalan tempat Nabi saw. lewat.
Surat Al-Lahab Ayat 5
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Tafsir: (Yang di lehernya) atau pada lehernya (ada tali dari sabut) yakni pintalan dari sabut; Jumlah ayat ini berkedudukan menjadi Haal atau kata keterangan dari lafal Hammaalatal Hathab yang merupakan sifat dari istri Abu Lahab. Atau kalimat ayat ini dapat dianggap sebagai Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan.
0
komentar
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
0
komentar
Surat At-Takasur (Bermegah-megahan) 8 Ayat • Surat ke 102 • Makkiyah
Surat At-Takasur Ayat 1
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
Tafsir: (Telah membuat kalian lalai) atau telah melalaikan kalian dari taat kepada Allah (bermegah-megahan) yaitu saling bangga-membanggakan harta, anak-anak dan pembantu-pembantu.
Surat At-Takasur Ayat 2
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Tafsir: (Sampai kalian masuk ke dalam kubur) hingga kalian mati dikubur di dalam tanah; atau hingga kalian menghitung-hitung banyaknya orang yang telah mati.
Surat At-Takasur Ayat 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
Tafsir: (Janganlah begitu) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan (kelak kalian akan mengetahui.)
Surat At-Takasur Ayat 4
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
Tafsir: (Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui) akibat buruk dari perbuatan kalian itu di kala kalian menjelang kematian, kemudian sewaktu kalian telah berada di dalam kubur.
Surat At-Takasur Ayat 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
Tafsir: (Janganlah begitu) sesungguhnya (jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin) tentang akibat perbuatan kalian itu, niscaya kalian tidak akan lalai taat kepada Allah.
Surat At-Takasur Ayat 6
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
Tafsir: (Niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim) Jawab Qasamnya tidak disebutkan, yaitu niscaya kalian tidak akan sibuk dengan bermegah-megahan yang melalaikan kalian dari taat kepada Allah. Lafal Latarawunna pada asalnya adalah Latarawunanna, kemudian Lam Fi'il dan 'Ain Fi'ilnya dibuang, kemudian harakatnya diberikan kepada Wau, sehingga jadilah Latarawunna.
Surat At-Takasur Ayat 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
7. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
Tafsir: (Dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya) kalimat ayat ini mengukuhkan makna ayat sebelumnya (dengan pengetahuan yang yakin) lafal 'Ainal Yaqiin adalah Mashdar; demikian itu karena lafal Ra-aa dan lafal 'Aayana mempunyai arti yang sama.
Surat At-Takasur Ayat 8
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Tafsir: (Kemudian kalian pasti akan ditanyai) lafal Latus-alunna dibuang daripadanya Nun alamat Rafa' karena berturut-turutnya huruf Nun, dibuang pula daripadanya Wawu dhamir jamak, tetapi bukan karena 'Illat atau sebab bertemunya kedua huruf yang disukunkan; bentuk asal daripada Latus-alunna adalah Latus-aluunanna (pada hari itu) yakni di hari kalian melihat neraka Jahim (tentang kenikmatan) yang kalian peroleh semasa di dunia, yaitu berupa kesehatan, waktu luang, keamanan, makanan, minuman dan nikmat-nikmat lainnya. Artinya dipergunakan untuk apakah kenikmatan itu?
0
komentar
Surat Al-Qari'ah (Hari Kiamat) 11 Ayat • Surat ke 101 • Makkiyah
Surat Al-Qari'ah Ayat 1
الْقَارِعَةُ
1. Hari Kiamat,
Tafsir: (Hari kiamat) dinamakan Al-Qaari'ah karena kengerian-kengerian yang terjadi di dalamnya sangat menggentarkan kalbu.
Surat Al-Qari'ah Ayat 2
مَا الْقَارِعَةُ
2. apakah hari Kiamat itu?
Tafsir: (Apakah hari kiamat itu?) ungkapan ini menggambarkan tentang kengeriannya; ayat yang pertama dan ayat yang kedua merupakan Mubtada dan Khabarnya.
Surat Al-Qari'ah Ayat 3
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
Tafsir: (Tahukah kamu) atau apakah kamu tahu (apakah hari kiamat itu?) ungkapan ayat ini menambah kengerian yang terdapat di hari kiamat. Lafal Maa yang pertama adalah Mubtada sedangkan lafal sesudahnya yaitu lafal Adraaka merupakan Khabarnya; dan Maa yang kedua berikut Khabarnya berkedudukan sebagai Maf'ul kedua dari lafal Adraa.
Surat Al-Qari'ah Ayat 4
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
Tafsir: (Pada hari itu) dinashabkan oleh lafal yang disimpulkan dari pengertian yang terkandung di dalam lafal Al-Qaari'ah yakni lafal Taqra'u, artinya pada hari yang menggentarkan itu (manusia adalah seperti anai-anai yang dihambur-hamburkan) atau seakan-akan belalang-belalang yang dihambur-hamburkan; sebagian di antaranya terbang beriring-iringan dengan yang lainnya secara semrawut. Demikian itu karena mereka dalam keadaan kebingungan, hal ini terus berlangsung hingga mereka dipanggil untuk menjalani perhitungan amal perbuatan.
Surat Al-Qari'ah Ayat 5
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Tafsir: (Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wool yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah.
Surat Al-Qari'ah Ayat 6
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
Tafsir: (Dan adapun orang yang berat timbangannya) artinya amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya.
Surat Al-Qari'ah Ayat 7
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
Tafsir: (Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan) yaitu berada di dalam surga; atau dengan kata lain kehidupan yang diterimanya itu sangat memuaskannya.
Surat Al-Qari'ah Ayat 8
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
Tafsir: (Dan adapun orang yang ringan timbangannya) artinya amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya.
Surat Al-Qari'ah Ayat 9
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Tafsir: (Maka tempat kembalinya) yaitu tempat tinggalnya (adalah neraka Haawiyah.)
Tafsir: Neraka Haawiyah itu adalah (api yang sangat panas) yang panasnya luar biasa; huruf Ha yang terdapat pada lafal Hiyah adalah Ha Sakat, baik dalam keadaan Washal ataupun Waqaf tetap dibaca. Tetapi menurut suatu qiraat tidak dibaca bila dalam keadaan Washal.
0
komentar
Surat Al-'Adiyat (Berlari kencang) 11 Ayat • Surat ke 100 • Makkiyah
Surat Al-'Adiyat Ayat 1
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا
1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
Tafsir: (Demi yang berlari kencang) di dalam perang, yaitu kuda yang lari dengan kencangnya di dalam peperangan (dengan terengah-engah) lafal Adh-Dhabhu artinya suara napas kuda sewaktu berlari kencang.
Surat Al-'Adiyat Ayat 2
فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
2. dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Tafsir: (Dan demi yang mencetuskan api) maksudnya kuda yang memercikkan api (dengan pukulan) teracak kakinya apabila ia berlari di tanah yang banyak batunya pada malam hari.
Surat Al-'Adiyat Ayat 3
فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا
3. dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Tafsir: (Dan demi yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi) yaitu kuda yang menyerang musuh di waktu pagi, karena pengendaranya melakukan penyerbuan di waktu tersebut.
Surat Al-'Adiyat Ayat 4
فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا
4. maka ia menerbangkan debu,
Tafsir: (Maka ia menerbangkan) atau mengepulkan (di waktu itu) di waktu tersebut, atau di tempat ia berlari (debu) karena gerakannya yang sangat keras.
Surat Al-'Adiyat Ayat 5
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا
5. dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
Tafsir: (Dan menyerbu dalam kepulan debu ke tengah-tengah) artinya dengan membawa kepulan debu (kumpulan musuh) yang diserangnya; maksudnya kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah musuh dalam keadaan menyerang. Lafal Fawasathna yang kedudukannya sebagai Fi'il di'athafkan kepada Isim, karena mengingat bahwa semua Isim yang di'athafkan kepadanya mengandung makna Fi'il pula. Yakni demi yang berlari kencang, lalu mencetuskan api, lalu menerbangkan debu.
Surat Al-'Adiyat Ayat 6
إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
6. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
Tafsir: (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah manusia yang kafir (sangat ingkar kepada Rabbnya) artinya ia mengingkari semua nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepadanya.
Surat Al-'Adiyat Ayat 7
وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
7. dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
Tafsir: (Dan sesungguhnya manusia itu terhadap hal tersebut) terhadap keingkarannya (menyaksikan sendiri) atau dia menyaksikan bahwa dirinya telah berbuat ingkar.
Surat Al-'Adiyat Ayat 8
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
8. dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Tafsir: (Dan sesungguhnya karena cintanya kepada kebaikan) maksudnya cinta atas harta benda (dia sangat bakhil) artinya lantaran sangat mencintai harta, jadilah ia seorang yang amat bakhil atau kikir.
9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Tafsir: (Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan) dibangunkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam kubur) yakni orang-orang mati yang dikubur di dalamnya.
Surat Al-'Adiyat Ayat 10
وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ
10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
Tafsir: (Dan dilahirkan) atau ditampakkan dan dikeluarkan (apa yang ada dalam dada) maksudnya, apa yang tersimpan di dalam kalbu berupa kekafiran dan keimanan.
Surat Al-'Adiyat Ayat 11
إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ
11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.
Tafsir: (Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka) karena itu Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas kekafiran mereka. Di sini Dhamir diulangi penyebutannya dalam bentuk jamak, hal ini tiada lain karena memandang segi makna yang dikandung lafal Al-Insaan. Jumlah ayat ini menunjukkan pengertian Maf'ul bagi lafal Ya'lamu; artinya sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepadanya pada saat itu. Berta'alluqnya lafal Khabiirun kepada lafal Yaumaidzin memberikan pengertian, bahwa hari itu adalah hari pembalasan, karena sesungguhnya Allah selama-lamanya Maha Mengetahui.
0
komentar
Surat Az-Zalzalah (Kegoncangan) 8 Ayat • Surat ke 99 • Madaniyah
Surat Az-Zalzalah Ayat 1
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
Tafsir: (Apabila bumi diguncangkan) yaitu mengalami gempa di saat hari kiamat tiba (dengan guncangannya) yang amat dahsyat sesuai dengan bentuknya yang besar.
Surat Az-Zalzalah Ayat 2
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
Tafsir: (Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya) berupa semua perbendaharaan yang dikandungnya termasuk orang-orang mati, kemudian semuanya itu dicampakkan ke permukaannya.
Surat Az-Zalzalah Ayat 3
وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
Tafsir: (Dan manusia bertanya) yakni orang yang ingkar kepada adanya hari berbangkit ("Mengapa bumi jadi begini?") ia mengatakan demikian dengan nada ingkar kepada kenyataan yang sedang mereka alami ketika itu, yaitu keadaan menjelang hari kiamat.
Surat Az-Zalzalah Ayat 4
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
Tafsir: (Pada hari itu) menjadi Badal dari lafal Idzaa berikut Jawabnya (bumi menceritakan beritanya) yaitu menceritakan semua amal perbuatan yang telah dilakukan di atas permukaannya, amal baik dan amal buruk.
Surat Az-Zalzalah Ayat 5
بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا
5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
Tafsir: (Karena sesungguhnya) hal itu terjadi disebabkan karena (Rabbmu telah memerintahkan kepadanya) yang demikian itu. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Setiap hamba laki-laki dan perempuan menyaksikan (pada hari itu) semua amal perbuatan yang telah dilakukannya di muka bumi."
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
Tafsir: (Pada hari itu manusia keluar) maksudnya mereka berangkat meninggalkan tempat penghisaban (dalam keadaan yang bermacam-macam) yakni terpisah-pisah; ada yang mengambil jalan ke kanan yaitu menuju ke surga dan ada yang mengambil jalan ke kiri yaitu menuju ke neraka (supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka) maksudnya balasan amal perbuatan mereka, berupa surga atau neraka.
Surat Az-Zalzalah Ayat 7
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Tafsir: (Maka barang siapa yang mengerjakan seberat zarah) atau seberat semut yang paling kecil (kebaikan, niscaya dia akan melihatnya) melihat pahalanya.
Surat Az-Zalzalah Ayat 8
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Tafsir: (Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihatnya pula) artinya dia pasti akan merasakan balasannya.
0
komentar
1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
Tafsir: (Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.
Surat Al-Bayyinah Ayat 2
رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
Tafsir: (Tiadalah orang-orang yang kafir dari) huruf Min di sini mengandung makna penjelasan (kalangan ahlulkitab dan orang-orang musyrik) orang-orang musyrik artinya orang-orang yang menyembah berhala; lafal Musyrikiina di'athafkan kepada lafal Ahlilkitaabi (mau meninggalkan) agamanya; lafal Munfakkiina sebagai Khabar dari lafal Yakun; artinya mereka akan tetap memegang agama yang mereka peluk (sebelum datang kepada mereka) artinya sampai datang kepada mereka (bukti yang nyata) berupa hujah yang jelas, yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.
Surat Al-Bayyinah Ayat 3
فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
Tafsir: (Di dalamnya terdapat kitab-kitab) maksudnya hukum-hukum yang tertulis (yang lurus) artinya hukum-hukum yang lurus. Dia akan membacakan apa yang dikandungnya, yaitu Alquran; di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya dan ada pula orang-orang yang kafir kepadanya.
4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
Tafsir: (Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Alkitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada Nabi Muhammad saw. (melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad saw., atau Alquran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. mereka adalah orang-orang yang sepakat untuk beriman kepadanya/Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad saw. datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mereka.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Tafsir: (Padahal mereka tidak disuruh) di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil (kecuali menyembah Allah) kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An Ya'budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah Liya'budullaaha (dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama) artinya membersihkannya dari kemusyrikan (dengan lurus) maksudnya berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya (dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama) atau tuntunan (yang mustaqim) yang lurus.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Tafsir: (Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik -dimasukkan- ke dalam neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya) lafal Khaalidiina menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan; lengkapnya mereka telah dipastikan oleh Allah swt. untuk menjadi penghuni tetap di dalam neraka Jahanam untuk selama-lamanya. (Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.)
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Tafsir: (Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn) sebagai tempat tinggal tetap mereka (yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun rida kepada-Nya) yakni merasa puas akan pahala-Nya. (Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Rabbnya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang karena itu lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.
0
komentar
Surat Al-Qadr (Kemuliaan) 5 Ayat • Surat ke 97 • Makkiyah
Surat Al-Qadr Ayat 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Tafsir: (Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Alquran seluruhnya secara sekali turun dari lohmahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatulkadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran.
Surat Al-Qadr Ayat 2
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Tafsir: (Dan tahukah kamu) Hai Muhammad (apakah malam kemuliaan itu?) ungkapan ini sebagai pernyataan takjub atas keagungan yang terdapat pada Lailatulkadar.
Surat Al-Qadr Ayat 3
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Tafsir: (Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan) yang tidak ada malam lailatulkadarnya; beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam lailatulkadar.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Tafsir: (Turunlah malaikat-malaikat) bentuk asal dari lafal Tanazzalu adalah Tatanazzalu, kemudian salah satu huruf Ta-nya dibuang, sehingga jadilah Tanazzalu (dan Ar-Ruh) yakni malaikat Jibril (di malam itu) artinya pada malam kemuliaan/lailatulkadar itu (dengan izin Rabbnya) dengan perintah dari-Nya (untuk mengatur segala urusan) atau untuk menjalankan ketetapan Allah buat tahun itu hingga tahun berikutnya, hal ini terjadi pada malam kemuliaan itu. Huruf Min di sini bermakna Sababiyah atau sama artinya dengan huruf Ba; yakni mereka turun dengan seizin Rabbnya dengan membawa segala urusan yang telah menjadi ketetapan-Nya untuk tahun itu hingga tahun berikutnya.
Surat Al-Qadr Ayat 5
سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Tafsir: (Malam itu penuh dengan kesejahteraan) lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla'al Fajri dan Mathla'il Fajri, artinya hingga waktu fajar. Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.
0
komentar
Surat Al-'Alaq (Segumpal Darah) 19 Ayat • Surat ke 96 • Makkiyah
Surat Al-'Alaq Ayat 1
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Tafsir: (Bacalah) maksudnya mulailah membaca dan memulainya (dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan) semua makhluk.
Surat Al-'Alaq Ayat 2
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Tafsir: (Dia telah menciptakan manusia) atau jenis manusia (dari 'alaq) lafal 'Alaq bentuk jamak dari lafal 'Alaqah, artinya segumpal darah yang kental.
Surat Al-'Alaq Ayat 3
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Tafsir: (Bacalah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama (dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah) artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra'.
Surat Al-'Alaq Ayat 4
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Tafsir: (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam) orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris a.s.
Surat Al-'Alaq Ayat 5
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Tafsir: (Dia mengajarkan kepada manusia) atau jenis manusia (apa yang tidak diketahuinya) yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya.
Surat Al-'Alaq Ayat 6
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Tafsir: (Ketahuilah) artinya memang benar (sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas)
Surat Al-'Alaq Ayat 7
أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ
7. karena dia melihat dirinya serba cukup.
Tafsir: (karena dia melihat dirinya) sendiri (serba cukup) dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf'ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf'ul Lah.
Surat Al-'Alaq Ayat 8
إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
Tafsir: (Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah) hai Manusia (tempat kembali) yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas.
Surat Al-'Alaq Ayat 9
أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَىٰ
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
Tafsir: (Bagaimana pendapatmu) lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta'ajjub (tentang orang yang melarang) yang dimaksud adalah Abu Jahal.
Surat Al-'Alaq Ayat 10
عَبْدًا إِذَا صَلَّىٰ
10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
Tafsir: (Seorang hamba) yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. (ketika dia mengerjakan salat.)
Surat Al-'Alaq Ayat 11
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَىٰ
11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
Tafsir: (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) (berada di atas kebenaran)
Surat Al-'Alaq Ayat 12
أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَىٰ
12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
Tafsir: (Atau) huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim (dia menyuruh bertakwa.)
Surat Al-'Alaq Ayat 13
أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ
13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
Tafsir: (Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya) yakni mendustakan Nabi saw. (dan berpaling) dari iman?
Surat Al-'Alaq Ayat 14
أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَىٰ
14. Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
Tafsir: (Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman.
15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,
Tafsir: (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya (sungguh jika) huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah (dia tidak berhenti) dari kekafiran yang dilakukannya itu (niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya) atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya.
Surat Al-'Alaq Ayat 16
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
Tafsir: (Yaitu ubun-ubun) lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma'rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya (orang yang mendustakan lagi durhaka) makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz.
Surat Al-'Alaq Ayat 17
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
Tafsir: (Maka biarlah dia memanggil golongannya) yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, "Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini."
Surat Al-'Alaq Ayat 18
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ
18. kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,
Tafsir: (Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, "Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan."
Surat Al-'Alaq Ayat 19
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩
19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Tafsir: (Sekali-kali tidaklah demikian) kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya (janganlah kamu patuhi dia) hai Muhammad untuk meninggalkan salat (dan sujudlah) maksudnya salatlah demi karena Allah (dan mendekatlah) kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan.
0
komentar
14. Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),
Surat Asy-Syams Ayat 15 وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا
15. dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.
0
komentar
10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.