2020-03-29 | Sakura Komik
View project Read more
DUNIA YANG MENIPU!.



Dunia ini di bandingkan akhirat ibarat orang mencelupkan jarinya kelaut. Air yang tersisa di jarinya ketika di angkat itulah nilai dunia. ( HR. Muslim )


Hakikat dunia adalah negeri yang sementara, bukan negeri keabadian. Jika kita memanfaatkan dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka kita akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan syahwat, maka kita akan merugi, baik di dunia, apalagi di akhirat.

Hal ini sebagaimana firman Allah Taala,

خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

“Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj [22]: 11)

Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih.

Allah Taala berfirman dalam banyak ayat Al-Quran,

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala melarang kita untuk terperdaya dengan kehidupan dunia. Dia tertipu dengan dunia, sehingga sia-sialah waktunya, terluput dari berbagai amal shalih, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dia habiskan dunia ini, siang dan malam, hanya untuk mengumpulkan harta saja atau hanya untuk berlomba-lomba dalam teknologi. Hal ini sebagaimana kondisi orang-orang kafir saat ini. Mereka habiskan dunia ini untuk sesuatu yang tidak abadi.

Bukan berarti seorang muslim tidak boleh memanfaatkan dunia ini dan kemajuan teknologi di dalamnya. Akan tetapi, hendaknya dia manfaatkan ini semua untuk membantu ketaatan kepada Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala menciptakan dunia ini dan apa yang ada di dalamnya untuk hamba-hambaNya yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik?” Katakanlah, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” (QS. Al-A’raf [7]: 32)

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al-Jatsiyah [45]: 13)

Namun, sekali lagi, bukan berarti kita sibuk dengan kehidupan dunia dan lalai dengan kehidupan akhirat. Bahkan maksudnya, sibukkanlah dunia ini dengan niat untuk menolongmu dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Barangsiapa yang memanfaatkan dunia ini dan menyibukkannya untuk kebaikan dan maslahat agama dan dunianya, merekalah orang-orang yang beruntung. Akan tetapi, barangsiapa yang sibuk dengan dunia dan menjadikan dunia itu sendiri sebagai tujuan dan hasratnya, mereka ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ

“Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du [13]: 26)

Oleh karena itu, dunia ini dicela bukan semata-mata karena dunia itu sendiri, akan tetapi dicela karena kesalahan kita dalam memanfaatkan dunia. Sebagaimana pisau, bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Namun, bisa juga digunakan untuk hal-hal yang merusak, seperti berbuat kejahatan. Demikianlah perumpamaan dunia, yaitu bagaimana kita memanfaatkannya.

Surga itu dibangun dengan dzikir, tasbih, tahlil, takbir, ditumbuhkan pohon-pohonnya dengan amal ketaatan. Semua ini menunjukkan bahwa dunia ini hanyalah ladang, tempat bercocok tanam untuk kehidupan akhirat. Sebagaimana kata ahli ilmu,

الدنيا مزرعة للاخرة

“Dunia adalah ladang akhirat.”

Hendaknya seorang muslim yang memiliki akal senantiasa berpikir, jangan seperti binatang ternak yang tidak memahami apa yang dia inginkan. Bahkan, kondisi binatang ternak itu lebih baik dibandingkan manusia. Karena binatang ternak tidaklah membahayakan kita, kecuali jika kita menyakiti dan mengganggunya. Binatang ternak juga tidak memiliki surga atau neraka, dan mereka diciptakan di dunia ini untuk berbagai maslahat di dunia. Manusia bisa menungganginya, memanfaatkannya untuk membawa barang-barang, atau dimanfaatkan daging dan susunya. Mereka tidak dibebani dengan berbagai kewajiban syariat.

Hendaklah manusia, yang memanfaatkan berbagai fasilitas dan perhiasan dunia ini, memperbaiki amalnya. Sehingga bermanfaat untuk dirinya, baik untuk kehidupan saat ini, atau kehidupan di masa mendatang.


Komik Islami Lainnnya:

Komik Islami Anak Senyum
Komik Nasehat Islami Adab Menguap
Jangan Marah - Komik Islami Bergambar
Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia

Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an

Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri
Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple

Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian
Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris

Komik Islami Tarawih Surat Pendek
Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com

0 komentar
Parno Karena Batuk Corona



Wajar ngga si ?
.
Jadi gini, sebenarnya di tengah wabah covid-19 ini wajar sekali jika seseorang parno-an liat orang batuk dan bersin di sembarang tempat .
Sebagai orang yang didekatnya kita pasti merasa takut dan khawatir akan tertular dengan virus di dalam tubuhnya. Apalagi kita semua sudah banyak menerima informasi tentang simtom-simtom tubuh bila terinfeksi virus covid-19



Sebenarnya kalau ditinjau dari psikologis, ini menandakan fungsi kognitif seseorang berjalan sebagaimana mestinya



Karena pertumbuhan seseorang yang terus berkembang, maka pemahamannya akan sumber ketakutan akan rasa khawatir menjadi beragam
.
Kapasitas kognitifnya juga berkembang, sehingga seseorang lebih banyak memahami hal yang menjadi sumber bahaya bagi dirinya



Diusahakan parno-nya tetap batas normal, tidak sampai berlarut-larut. Apalagi sampai terbawa mimpi kayak mantan aja huehue
.
Parno yang normal apabila seseorang bisa mengatasi dan mengalihkan rasa khawatirnya dengan sikap positif
.
Udah gitu aja

0 komentar




Perang Melawan Hawa Nafsu - Komik Islami

Sebagian golongan berpandangan permasalahan yang ada di Indonesia hanya akan selesai dengan bermodal jihad. Definisi jihad yang dimaksud adalah berperang secara fisik, baku tembak, hingga meregang nyawa (qital). Itulah yang mereka terus dengungkan selama beberapa dekade terakhir. Seolah tidak ada frasa lain yang lebih sejuk ketimbang jihad. Padahal karakter bangsa Indonesia selalu menghargai dan menghormati satu sama lain tak terkecuali dalam ranah teologi. Bagi mereka, tidak boleh ada yang membantah definisi itu, jika ada, maka dianggap berpotensi meruntuhkan materi propaganda mereka, tidak boleh disenting opinion.

Telaah Hadis: Jihad Melawan Hawa Nafsu

Berangkat dari hadits di bawah ini.

رَجَعْتُمْ مِنَ اْلجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الجِهَادِ الأَكْبَرِ فَقِيْلَ وَمَا جِهَادُ الأَكْبَر يَا رَسُوْلَ الله؟ فَقَالَ جِهَادُ النَّفْسِ

Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”

Dalam mengkaji suatu teks, kita tidak boleh bersikap apriori terhadap konteks yang melingkupinya. Jika mengkaji terlebih sumber utama Islam yakni al-Qur’an dan Hadis tidak boleh sepotong-sepotong, apalagi mengutip beberapa bagian tertentu kemudian dijadikan legitimasi/ pembenaran terhadap ideologi atau pendapatnya sendiri, sangat dilarang. Mari kita kaji hadis di atas secara ilmiah.

Hadits di atas memang secara sanad dihukumi lemah (dhaif). Hadits ini diriwayatkan al-Baihaqi dalam az-Zuhd, al-Khathib dalam Tarikh Baghdad, an-Nasa’i dalam al-Kuna. Al-Baihaqi mengatakan, hadza isnadun fihi dhu’fun (sanad ini mengandung kelemahan).

Meskipun dikatakan lemah oleh al-Baihaqi, namun sejatinya tidak ada masalah dalam kontennya. Secara substansi, makna hadits tersebuh shahih. Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam Asbabut Takhallush minal Hawa, mengatakan,

الهوى ميل الطبع إلى ما يلائمه

“Hawa nafsu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang selaras dengan keinginannya.”

Ibn Qayyim menjelaskan bahwa hawa nafsu diciptakan ada pada diri manusia guna menjaga eksistensi hidupnya. Tanpa nafsu manusia tidak akan dapat hidup, nafsu untuk makan minum, nafsu untuk menikah, nafsu untuk membangun suatu bangunan, dan sebagainya.

Pertanyaannya, mengapa nafsu selalu “dikambinghitamkan” atas hal-hal buruk? Tidak ada yang salah dengan nafsu, yang patut direnungkan adalah seberapa bijak manusia menempatkan nafsunya dengan adil.

Kebanyakan manusia tak mampu mengendalikan hawa nafsu secara proporsional, cenderung melampaui batas (israf). Yang sering terjadi adalah manusia “hanyut” dan hanya membudak pada hawa nafsu, syahwat, dan amarahnya sehingga terperosok dalam jurang kehinaan dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Karena itulah hawa nafsu sering dilabeli dalam konteks tercela.

Coba kita baca hadis berikut ini,

أفضلُ الْمُؤْمِنينَ إسْلاماً مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسانِهِ وَيَدِه وأفْضَلُ المُؤْمِنينَ إيمَاناً أحْسَنُهُمْ خُلُقاً وأفْضَلُ المُهاجِرِينَ مَنْ هَجَرَ مَا نَهى اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ وأفضلُ الجهادِ منْ جاهَدَ نَفْسَهُ فِي ذاتِ اللَّهِ عزّ وجَل

Mukmin yang paling utama keislamannya adalah umat Islam yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah.

Hadis ini diriwayatkan dalam Musnad Ahmad, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Abi dawud, dan Shahih Ibn Hibban. Hadits “jihad” paling utama adalah melawan nafsu di atas berstatus shahih. Paling tidak dengan merujuk pada kitab yang mencantumkannya, jika sudah mafhum; Shahih Ibn Hibban. Lalu bagaimana penjelasan para ulama terkait hadits di atas?

Pendapat al-Thaibi (w. 743 H). Dalam kitab al-Kasyif ‘an Haqaiq al-Sunan Syarh Misykat al-Mashabih, al-Thaibi mengomentari hadits tersebut dan mengatakan,

يعنى المجاهد ليس من قاتل الكفار فقط، بل المجاهد من حارب نفسه وحملها وأكرهها على طاعة الله تعالى؛ لأن نفس الرجل أشد عداوة معه من الكفار؛ لأن الكفار أبعد منه، ولا يتفق التلاحق والتقابل معهم إلا حينا بعد حين، وأما نفسه فأبدا تلازمه، وتمنعه من الخير والطاعة، ولا شك أن القتال مع العدو الذي يلازم الرجل أهم من القتال مع العدو الذي هو بغيد منه،

“Mujahid bukan orang yang berperang dengan orang-orang kafir musuh saja. Tetapi, mujahid yang sejati adalah orang yang memerangi nafsunya, mendorongnya dan memaksanya agar taat kepada Allah. Hal itu karena nafsu seseorang adalah musuh yang lebih kuat dibanding kaum kafir yang memusuhi. Karena, orang kafir yang memusuhi berada pada posisi yang jauh. Tidak akan bertemu dan berhadapan-hadapan dengan mereka kecuali jika ada kondisi tertentu. Sedang nafsu seseorang, maka ia akan selamanya bertemu dengannya, nafsu akan menghalangi orang melakukan kebaikan dan ketaatan. Tidak diragukan lagi, berperang dengan musuh dekat lebih penting dibanding berperang dengan musuh jauh.” (Al-Kasyif ‘an Haqaiq al-Sunan Syarh Misykat al-Mashabih, Jilid 2, Hal. 491)

Ibn Hajar al-Asqalani (773-852 H) berpendapat dalam kitab Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, tentang man jahada nafsahu,

يَعْنِي بَيَانَ فَضْلِ مَنْ جَاهَدَ وَالْمُرَادُ بِالْمُجَاهَدَةِ كَفُّ النَّفْسِ عَنْ إِرَادَتِهَا مِنَ الشَّغْلِ بِغَيْرِ الْعِبَادَةِ وَبِهَذَا تظهر مُنَاسبَة التَّرْجَمَة لحَدِيث الْبَاب وَقَالَ بن بَطَّالٍ جِهَادُ الْمَرْءِ نَفْسَهُ هُوَ الْجِهَادُ الْأَكْمَلُ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَن الْهوى

“Maksudnya bab ini menjelaskan keutamaan orang yang berjihad. Arti berjihad di sini adalah menahan nafsu dari keinginannya melakukan kesibukan selain ibadah. Dengan ini jadi terang kesesuaian judul dalam Shahih al-Bukhari dengan hadis yang dicantumkan di dalamnya. Ibnu Bathal berkata, “Jihadnya seseorang melawan nafsunya adalah jihad paling sempurna. Allah berfirman, “Sedangkan orang yang takut kepada maqam Tuhannya, dan menahan dirinya dari memperturutkan hawa nafsu, sungguh surga akan menjadi tempat tinggalnya..” (Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Jilid 11, Hal. 337-338)

Sedangkan al-Munawi (w. 1031 H) dalam kitab Faidh al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir mengatakan,

الجهاد من جاهد نفسه في ذات الله عز وجل – فإن مجاهدتها أفضل من جهاد الكفار والمنافقين والفجار لأن الشيء إنما يفضل ويشرف بشرف ثمرته وثمرة مجاهدة النفس الهداية {والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا} وكفى به فضلا وقد أمر الله بمجاهدة النفس فقال: وجاهدوا في الله حق جهاده


Memerangi hawa nafsu lebih utama dibanding memerangi orang-orang kafir, munafik, dan penjahat. Hal itu karena sesuatu dapat menjadi utama dan bernilai tinggi dengan melihat dampaknya. Dampak memerangi nafsu adalah diperolehnya hidayah. Allah berfirman, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh menaati kami akan kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan menuju kami”. Dengan pernyataan ayat tersebut, sudah cukup jelas kemuliaan memerangi nafsu. Allah memerintahkan memerangi nafsu, “dan berjuanglah dalam ketaatan kepada Allah dengan sebenar-benarnya perjuangan”.  (Faidh al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir, jilid 2, hal. 173)

Sementara itu menurut al-Shan’ani (w. 1182 H) dalam al-Tanwir Syarh al-Jami’ al-Shaghir, mengatakan makna mujahid sejatinya adalah,

المجاهد – حقيقة (من جاهد نفسه) على فعل الطاعات ومنها الجهاد في سبيل الله وعلى ترك المنكرات وبالجملة فكل طاعة لا تتم إلا بجهاد النفس.

Hakikat seorang mujahid adalah orang yang berjuang melawan nafsunya agar senantiasa menjalankan segala ketaatan. Di antara ketaatan adalah berjuang di jalan Allah dan meninggalkan kemunkaran. Secara umum, seluruh ketaatan tidak akan sempurna tanpa jihad melawan nafsu. (Al-Tanwir Syarh al-Jami’ al-Shaghir, jilid 10, hal. 466)

Tentu saja, upaya mengendalikan hawa nafsu ini bukan perkara gampang. Karakter nafsu yang abstrak dan kerap kali memantik kenikmatan dunia menjadikannya sebagai musuh yang sulit untuk ditandingi. Sampai-sampai Rasulullah saw. sendiri mengistilahkan “ikhtiar” pengendalian nafsu ini dengan “jihad”. Di era sekarang, ada baiknya makna “jihad” diaplikasikan dalam qauliyah (perkataan yang mengandung ujaran dan seterusnya diganti dengan perkataan yg menyejukkan),  fi’liyah (perbuatan dari mengetwit kabar hoax, saling fitnah tuduh menuduh hingga menimbulkan pertumpahan darah), dan taqririyah (sikap diam dengan mengklarifikasi/ tabayyun dari setiap permasalahn yang beredar). Saya rasa apabila kita semua menerapkan ketiga hal ini, maka kehidupan kita terasa akan sejuk, damai dan tenang.


Komik Islami Lainnnya:

Komik Islami Anak Senyum
Komik Nasehat Islami Adab Menguap
Jangan Marah - Komik Islami Bergambar
Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia

Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an

Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri
Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple

Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian
Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris

Komik Islami Tarawih Surat Pendek
Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com
0 komentar



Berikut ini adalah modus penipuan dan beberapa cara kita menghindari :⁠

1. Kebanyakan para penipu aktif dan mencari sasarannya dimalam hari;⁠

2. Modusnya banyak ada berpura2 menjadi klien bahkan karyawan bank;⁠

3. Biasanya mereka sangat baik, ramah sekali bahkan mereka bersaksi dengan nama Tuhan padahal mereka benar2 menipu⁠

4. Jangan pernah mengirimkan kode otp dari tokopedia kesembarang orang, ingat yang paling sering terjadi adalah malam hari.⁠

5. Dan jika kamu tidak mempunyai saldo atau rekening bank jangan pernah mau diminta meminjam uang kepada orang tua, saudara dls. Kebanyakan modus yang seperti ini sudah di iming-imingi hadiah yang besar "Jangan mudah percaya dan jangan terlalu percaya diri karena bisa juga itu adalah dari nafsu kita".⁠

6. Terakhir, coba berikan komentar kalian atau jika kalian pernah ditipu bagikan cerita kalian disini;)⁠


“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kelaliman, dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.”

(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)⁠


Komik Islami Lainnnya:

Komik Islami Anak Senyum
Komik Nasehat Islami Adab Menguap
Jangan Marah - Komik Islami Bergambar
Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia

Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an

Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri
Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple

Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian
Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris

Komik Islami Tarawih Surat Pendek
Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih
Sedekah Tidak Akan Menjadikanmu Miskin


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com


0 komentar