Thalhah merupakan sahabat Rasulullah yang berasal dari suku Quraisy. Dia termasuk orang yang dijanjikan masuk surga karena perjuangannya memeluk dan menegakkan syariat Allah.

Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin Kaab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah, al-Qurasyi at-Taimi al-Makki dan al-Madani. Silsilahnya bertemu dengan nasab Rasulullah pada Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay, dan dengan nasab Abu Bakar Shiddiq pada Taim bin Murrah. Mereka berdua berasal dari Kabilah Taim.




Ayahnya berasal dari Quraisy yang telah wafat pada masa jahiliyah. Tidak ada satu pun riwayat yang menceritakan tentang sikap ayahnya pada saat kedatangan Islam. Ibunya adalah Sha’bah binti al-Hadhrami, saudari al-Ala’ bin al-Hadhrami, seorang sahabat yang masuk Islam dan ikut berhijrah.

Pamannya, Amr bin Usman, juga masuk Islam, hijrah ke Madinah, dan ikut dalam Perang Qadisiyah. Lalu, neneknya dari garis ibu adalah Atikah binti Wahab bin Abdu bin Qushay bin Kilab. Wahab bin Abdu adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab mengurus makanan jamaah haji.

Thalhah merupakan ipar Nabi Muhammad melalui empat istrinya. Thalhah menikahi Ummu Kultsum binti Abu Bakar yang merupakan saudari Aisyah, Hamnah binti Jahsy yang merupakan saudari dari Zainab, Rafa’ah binti Abu Sufyan yang merupakan saudari Habibah, dan Qaribah binti Abi Umayyah yang merupakan saudari dari Ummu Salamah.

Dia juga menikahi Khaulah binti Qa’qa’ bin Mu’id, yang dijuluki Aliran Sungai Eufrat karena kedermawanannya. Dia memiliki keturunan yang banyak. Anak-anaknya yang terkenal di antaranya Muhammad bin Thalhah yang bergelar as-Sajjad, Musa, dan Isa. Putrinya yang terkenal adala Aisyah binti Thalhah dan Ummu Ishaq, wanita yang dinikahi Husein bin Ali bin Abi Thalib. Kemudian, setelah Husein meninggal, Hasan adiknya menikahi wanita tersebut.

Dia dilahirkan di pusat wilayah Hijaz, tumbuh di padang pasir. Tubuhnya kuat. Sikapnya tegar dengan pendirian yang tak mudah goyah. Dia dikenal sebagai pribadi yang dermawan dan sangat baik hati. Thalhah tak ragu menempuh kesulitan dalam menghadapi musuh. Tidak ada lawan yang ditakuti, serta tak gentar menghadapi kebisingan dan kerasnya medan pertempuran.

Dia juga menghabiskan hartanya demi kebaikan dan membela Islam serta menolong mereka yang membutuhkan. Thalhah selalu terjun dalam medan jihad, melindungi Rasulullah, dan membela dakwahnya, serta menyebarkan risalahnya. Dia sepeti pohon yang kuat ketika berdiri dan berjalan di muka bumi. Kedermawanannya tak tertandingi. Begitu banyaknya manfaat yang ia berikan sehingga banyak orang mengapresiasinya.